Pertempuran Stalingrad: Titik Balik Perang Di Eropa Timur

Pertempuran Stalingrad, yang terjadi pada tahun 1942-1943, merupakan salah satu titik balik paling penting dalam sejarah Perang Dunia II di Eropa Timur. Pertempuran ini mencakup beberapa bulan pengeboman udara, pembentukan regu-regu elit infanteri Soviet, dan taktik militer yang inovatif yang digunakan oleh tentara Soviet untuk mengalahkan pasukan Jerman Nazismen.

Latar Belakang

Pada tahun 1942, pasukan Jerman Nazismen, yang dipimpin oleh Jenderal Friedrich Paulus, bertujuan untuk menguasai kota Stalingrad (saat ini dikenal sebagai Volgograd) yang terletak di tepi sungai Volga. Kota ini merupakan pintu gerbang utama dari Uni Soviet, dan berperan penting dalam industri militer Soviet.

Pasukan Soviet, yang dipimpin oleh Jenderal Georgy Zhukov, tidak ingin menyerah kota ini ke tangan Jerman. Mereka mengubah keputusan dan memulai pertempuran, dengan tujuan untuk melawannya.

Pertempuran Pembukaan

Pertempuran Stalingrad dimulai pada tanggal 23 Agustus 1942, ketika pasukan Jerman Nazismen memulai pengeboman udara terhadap kota Stalingrad. Pasukan Soviet, yang terdiri dari tentara pamungkas, tentara pasukan tank, dan pasukan udara, menanggapi dengan kerja keras dan disiplin yang sempurna untuk menghalang-halangi pergerakan pasukan Jerman.

Pada bulan September 1942, pasukan Soviet telah berhasil menghalangi kemajuan pasukan Jerman dan membuat mereka terjebak di tepi sungai Volga. Pasukan Soviet kemudian meluncurkan serangan-serangan teritorial namun tetap murni terus menahan mereka lalu berbarisan agar mereka segera terdorong menuju pembukaan tapak pertikal, terus mengandalkan kerja bersama untuk memujudkan pasukan terdorong ke satu titik.

Pembentukan Regu-Regu Elit Infanteri Soviet

Pasukan Soviet telah berhasil membentuk beberapa regu-elit infanteri yang berdiri kuat dan konsisten, seperti Regu-Regu Elit 37, 193, dan 65. Regu-regu ini memiliki kompetensi, bakat dan komando mumpuni serta kerja keras dengan pasukannya untuk membentengi pertahanan laut mereka yang mencekam menundukkan pasukan lawan.

Taktik Militer Inovatif

Pasukan Soviet juga berhasil mengembangkan taktik militer yang inovatif untuk mengalahkan pasukan Jerman. Mereka menggunakan pasukan-pasukan laksana: Pasukan Tank yang bergerak dengan kencang namun masih konsisten disangga seenggang dengan pasukan infanteri. Pasukan udara dipandang sebagai pasukan taktis yang mempunyai keterampilan dibidang strategi maupun taktis dibidang pertempuran.

Pasukan udara pun masih mempunyai peran bertugas dan juga berkesinambungan dengan angkatan laut, pasukan dan pasukan khusus. Kemudian dengan keterampilan dan keterpaksaan pasukan ini tidak bisa lagi lagi dipaksa oleh pasukan Jerman, sehingga kuhilangkan kekuatan pertahanan di bagian Stalingrad-nya.

Kemenangan Soviet

Setelah beberapa bulan pengeboman udara dan pembentukan regu-regu elit infanteri Soviet, pasukan Soviet berhasil mengalahkan pasukan Jerman pada tanggal 2 Februari 1943. Pembentukan regu-regu elit infanteri, serta kerja keras dan disiplin yang sempurna pasukan Soviet, telah membuat mereka memiliki kekuatan yang berbeda-beda dengan pasukan Jerman.

Pasukan Jerman tidak bisa lagi menanggung kerusakan akibat bombardir lalu pembentukan pasukan Soviet yang gagu dalam kekuatan dan keuletannya terobos untuk mengalahkan musuh dan terhindar dari kekaryaan bertahan, pasukan Jerman segera menyerah setelah menghadapi perlawanan terberat dari pasukan Soviet, sehingga titik balik perang di Eropa Timur telah tercapai pada bulan Februari tahun 1943.

Dampak

Pertempuran Stalingrad memiliki dampak besar bagi perang di Eropa Timur. Pasukan Soviet telah berhasil mengalahkan pasukan Jerman dan mengubah arah perang. Pengalaman dalam pertempuran ini telah membuat pasukan Soviet menjadi lebih kuat dan siap menghadapi pasukan Jerman dengan lebih baik.

Pertempuran Stalingrad juga merupakan contoh bagi setiap komandan pasukan yang ingin melawan musuh yang jauh lebih kuat dan kudu perlu berpikiran untuk menyelesaikannya dengan cara apa.