Suka Sejarah

Profil Wahidin Halim - Calon Kepala Daerah Banten

Si adalah pengusaha Indonesia yang menjabat sebagai Walikota Tangerang periode  Profil Wahidin Halim - Calon Gubernur Banten
Biodata Drs. H. Wahidin Halim

Wali Kota Tangerang ke-3
Masa jabatan: 2003 – 23 Desember 2013

Informasi pribadi
  • Lahir: 14 Agustus 1954 Pinang, Tangerang, Banten
  • Kebangsaan: Indonesia
  • Partai politik: Partai Demokrat
  • Istri: Hj. Niniek Nuraini
  • Anak: Luky Winiastri, Nesya Sabina, M. Fadhelin Akbar
  • Alma mater: Universitas Indonesia
  • Pekerjaan: Pengusaha
  • Agama: Islam

Drs. H. Wahidin Halim, M.Si adalah pengusaha Indonesia yg menjabat sebagai Walikota Tangerang periode 2003-2013. Wahidin Halim diusung oleh Partai Demokrat menjadi Walikota Tangerang dengan wakil Arief Rachadiono Wismansyah. Dia mengundurkan diri dari jabatan Walikota Tangerang karena akan mencalonkan diri sebagai Dewan Perwakilan Rakyat RI 2014-2019, dan digantikan oleh wakilnya Arief Rachadiono Wismansyah.


Biografi

Wahidin Halim lahir pada 14 Agustus 1954 di Pinang, Tangerang, Banten. Wahidin kecil memulai pendidikannya di SD Pinang, yg kala itu berdinding bambu dan berlantai tanah. Wajar jika semasa itu ia tidak mengenal sepatu, layaknya anak sekolah masa kini. Setamat SD, ia melanjutkan SMP di Ciledug. Baginya, berjalan kaki setiap hari ke Ciledug merupakan keharusan, lantaran ayahnya juga tidak mampu membelikan sepeda, bahkan sekadar sepatu sekalipun. Lagi-lagi ia harus menerima kenyataan itu. Maklum, ayahnya hanya seorang guru yang kala itu penghasilannya hanya sebatas untuk makan.

Bakat dan aktivitas sosialnya sangat kelihatan sejak kecil. Menjadi juara pidato tingkat anak-anak di desanya adalah prestasi yg mengawali keberadaannya di masyarakat. Mencari rumput dan angon kerbau peliharaan sang ayah, atau mandi di kali Angke menjadikannya terasah dalam menghadapi realitas kehidupan di sekitarnya, sekaligus mengajarinya banyak hal tentang arti kehidupan. Dari sini pulalah ia akan memahami detak jantung masyarakatnya. Tempaan sang ayah inilah yg kemudian memberanikan Wahidin muda bagi mengorganisir orang muda dikampungnya melalui Karang Taruna maupun Remaja Masjid.


Masa muda dan kuliah

Selepas SMP, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA di Tangerang. Berbekal nasihat orang tuanya untuk belajar, belajar, dan belajar; dengan sabar ia bersepeda ke sekolahnya di Tangerang, meski harus melewati jalan tanah yang becek. Nasihat itulah yg selalu menyemangatinya belajar, hingga berhasil memasuki perguruan tinggi.

Wahidin muda kemudian tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia, Jakarta-sebuah Perguruan Tinggi Negeri yg terkenal sangat ketat dalam penyeleksian calon mahasiswanya hingga akhirnya berhasil tamat. Saat kuliah ia juga aktif mengkoordinir remaja masjid kampusnya. Menjadi pimpinan asrama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampusnya, sebagai ketua AMPI, pengurus KNPI; adalah pengalaman organisasi yang terus menempa watak kepemimpinannya. Bahkan di tengah kesibukannya sebagai Kepala Desa, ia masih menyempatkan diri mengajar di SMP PGRI dan SMA di kampungnya. Ini ia lakukan semata buat mengabdi kepada masyarakat.

Menekuni agama malalui pengajian rutin tiap Rabu dan Jumat di rumahnya, serta aktif mangikuti pengajian didaerahnya yaitu langkah yang ia sadari mulai selalu menuntunnya ke kebenaran yg hakiki. Oleh karena itulah, sejak lama, ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid Al-Jihad, Pinang, Tangerang dan Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid Al-Azhom, Tangerang. Bahkan ia pun kerap diminta menjadi khotib di beberapa masjid.

Aktivitasnya tidak berhenti sampai disitu. Global persilatan warisan engkongnya, yang ia tekuni sejak kecil, ternyata mengantarnya untuk menjadi Ketua IPSI Kabupaten Tangerang. Bahkan sejak tahun 70-an, ia juga telah mendirikan padepokan silat di samping rumahnya dan merekrut pemuda bagi menjadi manusia tangguh dan berbudi. Dari sinilah ribuan pemuda hasil binaannya menyebar ke berbagai tempat.

Kepedulian dirinya terhadap masalah sosial terutama dunia pendidikan ia wujudkan dengan membentuk sebuah lembaga, yakni Yayasan Humanisme Nurani Kami pada tahun 1977. Yayasan ini sampai sekarang mampu memberikan beasiswa kepada 150 orang, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dan saat ekonomi krisis melanda, ia pun harus bekerja lebih keras lagi mengingat jumlah anak putus sekolah kian bertambah.

Tahun 1978, ditengah perjalanan masa mudanya, ia didaulat oleh warga desanya bagi ikut pencalonan Kepala Desa. Nir disangka, ia kemudian terpilih sebagai Kepala Desa. Maka, jadilah Wahidin muda seorang Kepala Desa termuda dan berpendidikan sarjana yang pertama di Tangerang; bahkan status bujangan. Dari sinilah ia mulai mengenal makna mengabdi yang sesungguhnya. Tiga tahun kemudian, gadis jawa teman kuliahnya ia nikahi; dan hingga kini ia telah dikaruniai 3 orang anak.


Karier politik

UU No.5 tahun 1979 mengantarnya menjadi Pegawai Negeri. Dan ketika itulah ia memulai kariernya sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Obsesi buat mengabdi kepada masyarakat yaitu pilihannya, hingga ia tertuntut bagi berbuat lebih banyak lagi bagi masyarakatnya.

Menjadi Sek-Kotif, kemudian Kabag di Kabupaten Tangerang, Camat Tigaraksa, Camat Ciputat, Kepala Dinas, Asisten Pemda Tangerang, Sekda Kota Tangerang, Walikota Tangerang periode 2003-2008, kini bagi kedua kalinya menjabat sebagai Walikota periode 2009-2013. Itulah sederet perjalanan karier pengabdiannya kepada masyarakat hingga kini. Sebuah perjalanan karier yg barangkali jarang dimiliki orang lain. Saat ini dia mencalonkan diri sebagai DPR RI 2014-2019.


Pendidikan
  • SD Pinang
  • SMP Ciledug
  • SMA Tangerang
  • S1 Universitas Indonesia

Karier
  • Kepala Desa Pinang (1981)
  • Kasubdin Pajak Kotif Tangerang (11 April 1988)
  • Sekretaris Kotif (12 November 1988)
  • Pejabat Walikota Tangerang
  • Kabag Pembangunan (1991)
  • Camat Tigaraksa (1993)
  • Camat Ciputat (1993)
  • Kepala Dinas Kebersihan (1997)
  • Asisten Tata Prasarana (1998)
  • Sekretaris Daerah Kota Tangerang (2002)
  • Walikota Tangerang (Periode 2003-2013)

Sumber: Wikipedia