Suka Sejarah

Biografi Ibn al-Majdi - Matematikawan dan Astronom Mesir

 adalah seorang matematikawan dan astronom Mesir Biografi Ibn al-Majdi - Matematikawan dan Astronom Mesir
Masjid Muhammad Ali di Kairo, Mesir
Shihab al-Din ibn al-Majdi adalah seorang matematikawan dan astronom Mesir. Ibn al-Majdi adalah seorang pemuka dalam berbagai bidang perhitungan (hisab), geometri (handasah), astronomi (hai’ah, falak), faraid, dan ilmu waktu.

Syiḥābuddīn Abū al-Abbās Ahmad bin Rajab bin Taibugā al-Majdy al-‘Allā’i bin Abdillāh al-Qāhiry asy-Syāfi’i. Populer dengan nama Ibn al-Majdi (Ibn Majdi), nisbah kepada kakeknya (Ibn Taibugā al-Majdi al-‘Allā’i), dilahirkan di kota Kairo pada bulan Dzulhijah tahun 767/1366.

Ia hidup pada masa puncak berkembang dan bergejolaknya ilmu pengetahuan di dunia Arab (abad 8-9/14-15). Pengetahuan luar biasa Ibn al-Majdi ini dapat dibuktikan melalui karya-karya yang ia tinggalkan meski sebagiannya hilang. As-Suyuthi mengatakan, Ibn al-Majdi dengan kecerdasannya begitu unggul dalam berbagai cabang ilmu yang tidak banyak ulama yang mampu mengimbanginya pada masanya. Ibn al-Majdi adalah seorang pemuka dalam berbagai bidang perhitungan (hisab), geometri (handasah), astronomi (hai’ah, falak), faraid, dan ilmu waktu.

Ibn al-Majdi dikenal sangat rajin dalam menuntut ilmu. Al-Sakhāwi (w. 902/1496) dan Al-Syaukāni (w. 1250/1834) menuturkan bahwa Ibn Majdi lebih banyak menghabiskan waktu di kediamannya yang berdekatan dengan Masjid Al-Azhar. Ia dikenal dermawan, gemar memberi bantuan kepada para pelajar yang kurang mampu. Beberapa gurunya adalah: Al-Bulqaini, Ibn Mulaqqin, Al-Kamāl ad-Damīri as-Syarf Mūsā bin al-Bābā, Asy-Syams al-‘Irāqi, At-Taqī bin ‘Izzuddīn al-Hanbali, asy-Syams al-‘Ajami, dan al-Mihyawi al-Qurawi.

Ibn Majdi memiliki pengetahuan luas dalam berbagai disiplin ilmu. Namun demikian keahlian utamanya adalah astronomi dan metematika. Ia hidup pada masa-masa puncak berkembang dan bergejolaknya ilmu pengetahuan dunia yaitu abad 8-9/14-15, era Mamalik. Cakrawala pengetahuan Ibn Majdi dapat terlihat melalui karya-karya yang ia tinggalkan meski sebagian besar telah hilang. Al-Suyūṭi (w. 912/1506) mengatakan, di zamannya Ibn Majdi unggul dalam berbagai cabang ilmu dimana tidak banyak orang yang mampu mengimbanginya. Beberapa literatur bibliografi bahkan menyebutkan Ibn Majdi adalah seorang terkemuka dalam bidang aritmetika, geometri, astronomi, faraid dan tata waktu (mīqāt). Selain itu, ia juga menguasai fikih dan nahwu (bahasa Arab).

Karya spektakulernya adalah koleksi tabel-tabel astronomi hasil observasi benda-benda langit yang ia kumpulkan, dikenal dengan zij. Zij sendiri merupakan karya populer yang pada umumnya ditekuni para astronom waktu itu. Tabel milik Ibn Majdi yang paling terkenal adalah “Ad-Durr al-Yatīm fī Sinā’ah at-Taqwīm” yang memuat data-data astronomis harian planet-planet dan benda-benda langit. Keunggulan zij milik Ibn Majdi ini tampak dari banyaknya ulama yang melakukan penelaahan atasnya di masanya dan masa sesudahnya. Ibn Majdi sendiri tercatat pernah memberi penjelasan (syarh) terhadap zijnya ini.

Berikutnya Izzuddīn al-Wafā’i (w. 874/1469), Ibn Abi al-Fath as-Sūfi (w. 883/1478), Hasan bin Khalīl al-Karādīsi (w. 887/1482) dan lainnya tercatat pernah menelaah dan memberi komentar (syarh) terhadap zij ini. Hal ini tidak lain menunjukkan posisi ilmiah Ibn Majdi dan urgensi “Ad-Durr al-Yatīm fī Sinā’ah at-Taqwīm” dalam sejarah keilmuan astronomi. Al-Suyūṭi dalam “Al-Dau’ al-Lāmi’” secara tegas mengapresiasi karya ini dengan mengatakan “… wa huwa nafīsun fī bābihi” (…buku ini sangat baik dalam tema bahasannya). Di era kontemporer, David King bersama E.S. Kennedy tercatat pernah melakukan penelitian atas karya ini, tertuang dalam sebuah artikel berjudul “Ibn al-Majdi’s Table for Calculating Ephemerides”.


Karya

Seperti dikemukakan, kepiawaian utama Ibn Majdi adalah bidang astronomi dan matematika dimana keduanya berhubungan erat. Dua keahlian keilmuan ini tercermin dalam karya-karya yang ia tulis. Melalui penelaahan beberapa diantaranya, ditemukan gambaran mengenai pengetahuannya, baik dalam ranah teori maupun praktik. Uraiannya terkait perhitungan dan praktik astronomis –khusunya penanggalan (kalender)– terbilang lengkap dan rinci di zamannya. Persoalan ini ia kupas dalam karyanya berjudul “Al-Manhal al-‘Ażb az-Zulāl fī Hall at-Taqwīm wa Ru’yah al-Hilāl” dan “Khulaṣah al-Aqwal fī Ma’rifah al-Waqt wa Ru’yah al-Hilāl”. Keduanya berbicara tentang metode penentuan awal bulan dengan cara mengamati bulan sabit.

Sementara sumbangannya di bidang astronomi teoretis adalah terobosannya terkait perbedaan ukuran jarak terjauh matahari, standardisasi dan interpolasi gerak planet dalam orbitnya yang berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lain, penentuan berbagai arah melalui ketinggian kutub, menentukan arah dari berbagai tempat bidang datar maupun bidang miring. Ia juga piawai menentukan ketinggian matahari yang sinarnya tidak jatuh (sampai) di suatu tempat.

Sumbangan lainnya adalah Ibn Majdi tercatat pernah memberi koreksi (tanqīh) terhadap teori-teori yang dikemukakan Ptolemeus. Berikutnya King menyebut Ibn Majdi sebagai prototipe (namūżaj) astronomi di era Mamalik.

Astronomi sebagai disiplin ilmu yang paling ditekuni Ibn Majdi pada akhirnya membuatnya banyak menulis karya di bidang ini. Berdasarkan informasi tertulis, karya-karya Ibn Majdi saat ini tersebar di berbagai negara: Mesir, Suriah, Irak, Belanda, Inggris, dan Prancis.

Beberapa karyanya - seperti tertera dalam buku-buku bibliografi - adalah: Irsyād as-Sā’il ilā Uṣūl al-Masā’il, Irsyād al-Hā’ir ilā Takhṭīṭ Faḍl ad-Dā’ir, Zād al-Musāfir li Ma’rifah Faḍl ad-Dā’ir,
Kitāb al-‘Amal bi Rub’ al-Muqanṭarāt, Tuhfah al-Habīb fī Naṣb al-Bāżāhij wa al-Mihrāb, Khulaṣah al-Aqwāl fī Ma’rifah al-Waqt wa Ru’yah al-Hilāl, Ar-Rauḍ al-Azhār fī al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Musattar, Al-Fuṣūl al-‘Asyrah fī al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Muqanṭarāt fī ‘Ilm al-Mīqāt li Ma’rifah al-Waqt wa al-Qiblah, Al-Manhal al-‘Ażb az-Zulāl fī Ma’rifah Hisāb al-Hilāl, Al-Qaul al-Mufīd fī Jāmi’ al-Uṣūl wa al-Mawālid, Ad-Durar fī Mubāsyir al-Qamar, Risālah fī al-‘Amal bi al-Jaib, Ad-Dau’ al-Lā’ih fī Waḍ’ al-Khuṭuṭ ‘ala Safā’ih, Risālah fī ar-Rub’ al-Hilāli, Risālah fī Istikhrāj at-Tawārikh Ba’ḍuhā min Ba’ḍ, Risālah fī Ikhrāj al-Qiblah min Gair Dā’irah Iṡnā ‘Asyara Baitan, At-Tashīl wa Taqrīb fī Turuq al-Hall wa at-Tarkīb, Al-Isyārāt fī Kaifiyyah al-‘Amal bi al-Mahlūlāt, Ad-Durr al-Yatīm fī Sinā’ah at-Taqwīm, Kasyf al-Haqā’iq fī Hisāb ad-Duruj wa ad-Daqā’iq, Al-Kawākib al-Muḍi’ah fī al-‘Amal bi al-Masā’il ad-Dauriyyah, Ta’dīl az-Zuhal, Ta’dīl al-Qamar al-Muhkam, Risālah fī al-Mizwalah al-Mu’iddah li Ma’rifah al-Auqāt, Waraqāt fī Kaifiyyat Rasm ad-Dustūr wa Waḍ’ mā Yahtāj Ilaihi li Taqwīm al-Qamar Sanah Kāmilah, Gunyah al-Fahīm wa aṭ-Tarīq Ilā Hall at-Taqwīm.

“Gunyah al-Fahīm wa aṭ-Tarīq Ilā Hall at-Taqwīm” adalah satu diantara karya Ibn Majdi yang sejak tahun 2009 berhasil ditelaah secara akademis. Buku ini berisi pembahasan ragam dan corak penanggalan berbagai peradaban. Bab pertama buku ini berbicara mengenai sistematika penanggalan dengan model kabisat dan basitatnya. Juga penjadwalan waktu (momen) hari-hari besar, pergantian musim, terbit-tenggelam manzilah bulan-matahari dan meteorologi. Bab kedua tentang penanggalan tujuh planet populer di zaman itu, juga pembahasan mengenai “ar-rujū’”, “al-istiqāmah”, “al-jauzahr”, “al-kaid” dan lain-lain. Sementara bab ketiga (bab terakhir) berbicara tentang efek gerak posisi planet pada waktu diam dan bergerak, pembahasan satelit, pergantian musim, rukyatul hilal, jadwal konjungsi dan oposisi, gerhana (bulan dan matahari), dan lain-lain.

Ibn al-Majdi wafat di kota Kairo,Mesir pada malam Sabtu, 11 Dzulhijah 850/1447, ia hidup hingga mencapai usia 84 tahun.

Sumber: Museum Astronomi Islam, "Ibn Majdi (w. 850/1447) : Astronom Muslim Abad Pertengahan", Penulis: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar