Tokoh-Tokoh Pembawa Supersemar
Salah sesuatu versi Supersemar (Pusat Sejarah Dan Tradisi TNI). |
Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) bagi mengambil seluruh tindakan yg dianggap perlu buat mengatasi situasi keamanan yang buruk pada ketika itu.
Surat Perintah Sebelas Maret ini adalah versi yg dikeluarkan dari Markas Besar Angkatan Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-buku sejarah. Sebagian kalangan sejarawan Indonesia mengatakan bahwa terdapat berbagai versi Supersemar sehingga masih ditelusuri naskah supersemar yang dikeluarkan oleh Kepala Negara Soekarno di Istana Bogor.
Berbagai usaha pernah dikerjakan Arsip Nasional buat mendapatkan kejelasan tentang surat ini. Bahkan, File Nasional sudah berkali-kali meminta kepada Jendral (Purn) M. Jusuf, yang merupakan saksi terakhir hingga akhir hayatnya 8 September 2004, agar bersedia menjelaskan apa yg sebenarnya terjadi, namun selalu gagal. Lembaga ini juga sempat meminta bantuan Muladi yang ketika itu menjabat Mensesneg, Jusuf Kalla, dan M. Saelan, bahkan meminta Dewan Perwakilan Rakyat untuk memanggil M. Jusuf. Sampai sekarang, usaha Arsip Nasional itu tidak pernah terwujud. Saksi kunci lainnya, adalah mantan presiden Soeharto. Namun dengan wafatnya mantan Presiden Soeharto pada 27 Januari 2008, membuat sejarah Supersemar semakin sulit untuk diungkap.
Dengan kesimpangsiuran Supersemar itu, kalangan sejarawan dan hukum Indonesia menyampaikan bahwa peristiwa G-30-S/PKI dan Supersemar adalah salah satu dari sekian sejarah Indonesia yg masih gelap.
Berikut ini Tokoh-tokoh pembawa supersemar:
Silahkan Klik nama tokoh untuk mengetahui profil, biodata, seerta biografinya.
Selain ketiga tokoh tersebut, menurut kesaksian salah satu pengawal kepresidenan di Istana Bogor, Letnan Satu (lettu) Sukardjo Wilardjito, ketika pengakuannya ditulis di berbagai media massa setelah Reformasi 1998 yg juga menandakan berakhirnya Orde Baru dan pemerintahan Presiden Soeharto. Dia menyatakan bahwa perwira tinggi yg hadir ke Istana Bogor pada malam hari tanggal 11 Maret 1966 pukul 01.00 dinihari waktu setempat bukan tiga perwira melainkan empat orang perwira yakni ikutnya Brigadir jendral (Brigjen) M. Panggabean. Namun beberapa kalangan meragukan kesaksian Soekardjo Wilardjito itu, bahkan salah sesuatu pelaku sejarah supersemar itu, Jendral (Purn) M. Jusuf, serta Jendral (purn) M Panggabean membantah peristiwa itu.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_Perintah_Sebelas_Maret
Gabung dalam percakapan